Abstract:
Provinsi Papua Barat telah mencanangkan pembangunan rendah karbon dan
telah diluncurkan pada tanggal 21 September 2022. Namun dalam
perhitungan emisi karbon Provinsi Papua Barat, sektor perikanan dan kelautan
belum dimasukkan. Pertumbuhan jumlah kapal yang beroperasi di Papua Barat
terus meningkat dan kapal-kapal perikanan yang beroperasi merupakan salah
satu penyumbang emisi karbon terbesar di perairan Papua Barat. Jejak karbon
perikanan tangkap merupakan salah satu isu terkini yang cukup diperhatikan
dalam dunia kelautan dan perikanan di Indonesia. Isu tersebut akan diteliti
dengan melakukan analisa terhadap jejak karbon yang terdapat pada kapal
perikanan di perairan Papua Barat. Penelitian ini akan dianalisa menggunakan
pendekatan metodologi System Dynamics, baik untuk pemodelan maupun
simulasi emisi gas rumah kaca (GRK), khususnya untuk mendapatkan nilai faktor
emisi beserta perhitungan emisi jejak karbon Papua Barat. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui jejak karbon, mengetahui moda
operasi kapal perikanan untuk dapat menkalkulasi jumlah emisi, mendapatkan
estimasi emisi gas buang kapal perikanan, mengelompokkan tiap-tiap kapal
perikanan dalam kelompok tertentu. Perangkat lunak yang digunakan untuk
pemodelan dan simulasi adalah VENSIM PLE, yang banyak digunakan dalam
System Dynamics. Berdasarkan data historis, hasil simulasi dalam skenario yang
berbeda, dari skenario dasar, menunjukkan bahwa emisi CO2 menunjukkan
tren peningkatan bertahap dari waktu ke waktu, situasi yang sangat serius yang
memerlukan perhatian oleh pemerintah kabupaten/kota dan provinsi, dalam
menetapkan kebijakan dan strategi lingkungan yang proaktif dalam
perencanaan pembangunan rendah karbon di Provinsi Papua Barat.
Pemodelan System Dynamics dapat menjadi alat yang sangat kuat dan murah
yang memungkinkan peningkatan pengambilan keputusan pembangunan
rendah karbon.