Abstract:
Peternakan sapi di Papua rata-rata masih berskala kecil dan bersifat tradisional yang menyebabkan produktivitas ternak rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan memperbaiki kinerja reproduksi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ternak yaitu dengan pelaksanaan Inseminasi Buatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan inseminasi buatan pada program UPSUS SIWAB di Provinsi Papua. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu memusatkan perhatian pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan bertolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan disimpulkan dalam konteks teori-teori dari hasil penelitian terdahulu. Survei dilaksanakan dengan unit analisis peternak yang memelihara sapi potong di Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Sarmi. Sampel diambil secara acak di setiap Kabupaten sebanyak 10% dari total populasi. Sampel yang diambil adalah peternak yang memiliki sapi yang sudah pernah beranak. Parameter yang diamati meliput Service per Conception (S/ C), Calving Interval (CI) dan Calving Rate (CR). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menampilkan persentase dan rata-rata. Hasil Penelitian menunjukan bahwa rata-rata service per conception adalah 1,28, calving interval 12,59 bulan dan calving rate 78,54%. Tingkat keberhasilan Inseminasi Buatan di Propinsi Papua sangat baik yaitu sama bahkan melebihi teori yang seharusnya untuk S/C, CI dan CR . Faktor yang mendukung keberhasilan inseminasi buatan yaitu semen beku, ternak betina sebagai akseptor, ketrampilan tenaga pelaksana (inseminator) dan pengetahuan peternak.