Abstract:
Kinerja sapi Bali dalam menghasilkan daging belum maksimal sehingga diperlukan berbagai upaya untuk mengoptimalkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1). mempelajari potensi pejantan sapi Bali melalui nilai pemuliaan; 2). Menganalisis respon seleksi langsung dan tidak langsung. Sebanyak 1.284 data yang terdiri dari 428 bobot sapih, 428 bobot setahun dan 428 pertambahan bobot badan yang berasal dari 99 ekor induk dengan 2-7 catatan tiap induk digunakan untuk menganalisis nilai pemuliaan pejantan dan respon seleksi. Pendugaan komponen ragam dan peragam genetik dan lingkungan, dan nilai heritabilitas diperoleh dengan menggunakan program Variance Component Estimation. Pengaruh tetap adalah curah hujan, umur pengukuran dan tahun kelahiran sedangkan sebagai pengaruh acak adalah ternak. Estimasi Nilai Pemuliaan dilakukan pada pejantan dengan menggunakan program PEST. Respon seleksi diestimasi berdasarkan nilai heritabilitas yang diperoleh, simpangan baku populasi dan intensitas seleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 ekor pejantan yang diuji, 53,57% mempunyai nilai pemuliaan bobot sapih positif; pada karakter bobot setahun, 42,86% pejantan mempunyai nilai pemuliaan positif; sebanyak 53,57 persen mempunyai nilai pemuliaan positif pada karakter pertambahan bobot badan. Respon seleksi secara langsung untuk bobot sapih, bobot setahun dan pertambahan bobot badan berturut-turut 0,26 kg, 1,17 kg dan 0,38 kg sedangkan respon seleksi berkorelasi antara bobot sapihbobot setahun dan bobot sapih-pertambahan bobot badan berturut-turut 0,21 kg dan 0,04 kg.