Abstract:
Salah satu potensi dari komoditas hasil hutan bukan kayu yang belum dikembangkan potensinya untuk tujuan industri dan komersiil adalah tumbuhan obat. Secara tradisional dan turun temurun, tumbuhan obat telah terbukti dan berperan penting dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dari penduduk yang berada di daerah-daerah pedesaan, termasuk di tanah Papua. Di tanah Papua, meliputi propinsi Papua dan Papua Barat, penyakit malaria adalah penyakit endemis yang setiap tahun menimbulkan korban jiwa, mulai dari bayi, anak-anak, ibu hamil dan beberapa golongan usia produktif lainnya. Salah satu penyebab dari tingginya angka kematian tersebut, adalah terbatasnya ketersediaan obat malaria di masyarakat dan terbatasnya pelayanan kesehatan karena faktor alam, khususnya di daerah pedalaman. Resistensi parasite malaria, khususnya malaria tropika (Plasmodium falcifarum) terhadapt obat malaria yang beredar di pasaran, juga berperan dalam menimbulkan tingginya angka kematian tersebut. Disisi lain, hutan Papua, telah menyediakan beberapa tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah dan mengobati penyakit malaria, dan telah dipergunakan secara turun temurun. Untuk menurunkan angka kematian tersebut, pemanfaatan tumbuhan obat anti-malaria dari hutan dapat digalakkan dan dikembangkan di masa mendatang.
Tulisan bertujuan untuk memberikan gambaran tentang jenis-jenis komoditas hasil hutan bukan kayu, khususnya tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal di Papua untuk mengobati dan mencegah penyakit malaria. Cara pemanfaatan, dan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan oleh beberapa etnik atau suku di propinsi Papua dan Papua Barat akan dibahas dalam tulisan ini. Study pustaka tentang kandungan kimia bahan aktif (bio-aktif) beserta struktur kimia dari tumbuhan obat anti malaria tersebut juga akan disajikan secara singkat.
