Abstract:
Cinnamomum cullilawang merupakan salah satu tanaman pohon penghasil minyak atsiri dari famili Lauraceae, yang penyebarannya hanya terdapat pada daerah kepulauan Maluku dan Papua. Pengadaan bibit C. cullilawang dari biji sangat sulit karena benihnya bersifat recalsitran, disamping itu pengadaan bibit dari permudaan alam juga memiliki persentase hidup yang rendah dengan persentase kematian tanaman yakni sebesar 60 hingga 70 persen. Penelitian ini dilakuakan dengan tujuan untuk mengetahui respon pemberian root up terhadap persentase hidup dan pertumbuhan semai cabutan Cinnamomum culilawang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah tinggi bibit cabutan yang terdiri atas dua taraf yaitu; A1 (tinggi bibit 10 -35 cm) dan A2 (tinggi bibit 36 – 75 cm). Faktor kedua adalah faktor dosis root up yang terdiri dari dua taraf yaitu: B1 (0 mg/semai), B2 (50 mg/semai dan B3 (100 mg/semai). Pada masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 10 ulangan semai cabutan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase hidup semai cabutan C. Cullilawang pada perlakukan A2B1 hanya mencapai 70 %, untuk perlakuan A2B2 persentase hidup semai cabutan C.cullilawang adalah sebesar 60 %, dan perlakuakn A2B3 sebesar 60% sedang perlakuan A1B1 A1B2 dan A1B3 menunjukkan persentase hidup semai cabutan sebesar 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tinggi semai bibit cabutan, sangat mempengaruhi persentase hidup cabutan C. Cullilawang.