Abstract:
Perkembangan jumlah penduduk menyebabkan penambahan jumlah pemukiman dan memberikan dampak terhadap sanitasi lingkungan, sehingga pembangunan sanitasi pada wilayah otonomi khusunya di Distrik Ransiki menjadi perhatian utama. Secara umum kondisi pemukiman penduduk di Papua Barat, khususnya di Distrik Ransiki belum sehat apabila dilihat dari komponen penyusun kategori rumah kumuh, akses air tidak layak, akses sanitasi tidak layak, serta kecukupan luas lantai perhunian perkapita rendah. Masih kurangnya dukungan infrastruktur
yang memadai serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pola hidup bersih meyebabkan sanitasi lingkungan menurun. Dampak sanitasi lingkungan adalah timbulnya beberapa penyakit seperti diare. Penyakit diare merupakan masalah yang masih sering dialami oleh masyarakat di Distrik Ransiki. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem sanitasi lingkungan berbasis masyarakat terhadap kualitas pemukiman penduduk. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk mengetahui hubungan penyediaan air bersih, jamban keluarga, tempat sampah dan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dengan kejadian diare dalam kurun waktu enam bulan terakhir di Distrik Ransiki Kabupaten Manokwari Selatan (MANSEL). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara dan dokumentasi dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang memiliki hunian (rumah) menetap yang layak dan didalamnya terdapat keluarga. Hasil penelitian adalah sanitasi lingkungan berbasis masyarakat belum sepenuhnya meberikan kontribusi terhadap kualitas pemukiman penduduk. Variasinya mempengaruhi sumber daya manusia hanya 24,2 % dan terhadap kualitas pemukiman rumah tangga 56,8 %. Partisipasi masyarakat dalam mengakses kebutuhan sanitasi masih terbatas pada beberapa penduduk saja. Koefisien jalur sebesar 017 % menunjukan bahwa partisipasi masyarakat terhadap pemukiman tergolong kecil. Salah satu faktor karena disebabkan pendidikan yang rendah, sehingga kemampuan memahami sanitasi lingkungan masih kurang