Abstract:
Kejut budaya merupakan fenomena umum yang hampir selalu dihadapi oleh manusia,
terutama dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan dan budaya baru. Fenomena ini bersifat
alamiah karena pada dasarnya setiap manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang
lain dalam hidupnya. Kebutuhan akan orang lain menjadi penting karena perannya
melengkapi kebutuhan- kebutuhan dasar pribadi manusia yang bersifat fisik dan mental.
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek- aspek kejut budaya berdasarkan Taft
yang dialami oleh Matias Akankari, tokoh utama dalam cerita pendek berjudul sama yang
ditulis oleh Gerson Poyk. Pendekatan yang dipakai adalah strukturalisme genetik yang
merupakan gabungan antara pendekatan intrinsik dan pendekatan ekstrinsik di mana
penggambaran naratif dan dialog dalam cerita dianalisa berdasarkan konsep teori kejut
budaya untuk membuktikan fenomena tersebut. Latar tempat cerita yaitu di ibukota menjadi
elemen yang mendasar untuk melihat bagaimana Matias Akankari mengalami kejut di mana
budaya yang ia hadapi sama sekali berbeda dengan budaya di tempat asalnya yaitu
pedalaman Irian (Papua).