Kajian Pengelolaan Limbah Cair Dan Limbah Padat Rumah Sakit Angkatan Laut (Rsal) Dr. Azhar Zahir Fasharkan Manokwari

Abstract

Operasional Rumah Sakit Sangat Berpotensi Menimbulkan Pencemaran Air Apabila Rumah Sakit Tidak Melakukan Pengelolaan Limbah Cair Dan Limbah Padatnya. Pengelolaan Limbah Cair Dan Limbah Padat Di Rumah Sakit Angkatan Laut (Rsal) Dr. A. Zahir Fasharkan Manokwari Masih Belum Memenuhi Peraturan Yang Berlaku. Berdasarkan Hal Itu Maka Perlu Dilakukan Penelitian Untuk Mengetahui Kualitas Limbah Cair Dan Limbah Padat B3. Tujuan Dilakukannya Penelitian Ini Adalah Mengetahui Kualitas Limbah Cair Dan Limbah Padat B3 Dan Sistem Pengelolaan Limbah Cair Dan Limbah Padat Di Rsal Dr. A. Zahir Fasharkan Manokwari, Serta Untuk Mengetahui Ketersediaan Sumber Daya Pengolah Limbah Cair Dan Limbah Padat Dan Perbandingannya Dengan Kepmenkes Ri No. 1204 Tahun 2004. Metode Penelitian Yang Digunakan Adalah Survei Dengan Menggunakan Teknik Wawancara, Observasi, Pengukuran Lapangan Dan Laboratorium. Data Primer Yang Dikumpulkan Meliputi Data Hasil Wawancara Dan Pengukuran Di Lapangan Serta Uji Laboratorium. Data Sekunder Adalah Yang Diperoleh Dari Hasil Telaah Kepustakaan Dan Profil Rumah Sakit. Hasil Penelitian Mengindikasikan Bahwa Cod (Chemcal Ocxygen Demand): 571 Mg/L, Total Fosfat -P (Po₄): 5 Mg/L, Ammonia Nh₃: 0.2 Mg/L Dan Total Coliform 1100/100 Ml Masih Melebih Baku Mutu Kep. Men. Lh No. 58 Tahun 1995. Hasil Penimbangan Timbulan Limbah Padat Diketahui Bahwa Volume Limbah Padat Terbanyak Berasal Dari Ruangan Raimuti Sebesar 1.358 Kg Yang Terdiri Atas Limbah Padat Non Medik Sebanyak 1.217 Dan Non Medik Sebesar 141 Kg, Kemudian Disusul Oleh Ruangan Pulau Mansinam Sebanyak 1.340 Kg Dan Yang Terkecil Berasal Dari Ruangan Kantor Sebesar 377 Kg. Limbah Cair Rumah Sakit Tercampur Dengan Air Hujan Karena Pada Bak Kontrol (Bk) Masih Ada Yang Terbuka Dan Tidak Kedap Air, Tidak Tersedianya Alat Pengukur Debit Limbah Cair, Belum Tersedianya Alat Penangkap Lemak Dari Saluran Limbah Dari Dapur Umum, Instalasi Pengelola Air Limbah (Ipal) Tidak Berfungsi Saat Penelitian Dilakukan. Ketersediaan Sumber Daya Pengolahan Sanitasi Limbah Cair Terhadap Keputusan Menrteri Kesehatan Nomor 1204 Tahun 2004 Belum Memenuhi Syarat Karena Tenaga Yang Tersedia Masih Kurang Dari 8 (Delapan) Orang