Abstract:
Perkembangnan jumlah penduduk mendorong peningkatan permintaan bahan pangan hewani berprotein. Peningkatan permintaan ini harus dibarengi dengan peningkatan produksi perikanan, baik dari hasil perikanan tangkap maupun budidaya ikan. Peningkatan kegiatan budidaya ikan sudah tentu memberikan dampak positif bagi penyediaan bahan pangan berprotein dan memberikan dampak negatif, yakni pencemaran perairan akibat peningkatan limbah (sludge) dari kotoran ikan (feces) dan sisa pakan. Limbah budidaya ikan (aquaculture effluent) sangat tergantung pada tingkat intensifitas sistem budidaya yang diterapkan dan juga tingkat konversi pakan (KP) dari budidaya ikan tersebut serta tingkat efisiensi pakan. Semakin rendah tingkat KP maka semakin banyak limbah yang akan dihasilkan, sehingga semakin besar pencemaran yang bisa ditimbulkan. Begitu pula dengan tingkat efisiensi yang semakin kecil maka semakin banyak sisa pakan yang akan dihasilkan. Review bioengineering rumput vetiver (Chrysopogon zizanioides, L) dalam upaya penghilangan dan penstabilan limbah lumpur dari feces dan sisa pakan kegiatan budidaya perikanan berpotensi untuk diterapkan, karena rumput vetiver memiliki (1) akar yang panjang; (2) tingkat toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan ekstrim; (3) kemampuan menghilangkan nutrien N dan P. Kata kunci: bioengineering, rumput vetiver, aquaculture effluent, penghilangan, penstabilan.