Abstract:
Keberhasilan usaha peternakan bergantung pada tiga unsur yang biasa disebut dengan segitiga produksiyaitu bibit, pakan, dan pengelolaan. Selain itu, karakteristik teknososioekonomi peternak, sangat berpengaruh terhadap pendapatan peternak. Tujuan penelitian adalah menganalisisfaktor-faktor produksi (bibit, pakan dan pengelolaan) dan memberikan konsep sistem pemeliharaan ternak sapi potong yangbaik dalam pengembangan sapi potong di Kabupaten Teluk Bintuni. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantatif deskriptif. Sebanyak 53 sampel diambil secara purposif dengan sistem pemeliharaan antar distrik samadan memiliki populasi terbanyak, skala pemeliharaanberkisar 3-5 ekor serta pengalaman beternak 5 tahun keatas. Variabel yang diamati yaitu faktor bibit, faktor pakan, faktor pengelolaan dan pendapatan. Data yang diperoleh dianalisis dengan regresi linear berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi potong yang dipelihara adalah bangsa sapi bali dengan bobot badan jantan 318 –396 kg dan betina 285 -326 kg pada umur ±3tahun. Ketersediaan hijauan cukup dan ketersediaan lahan sangat potensial untuk pola pemeliharaan ekstensif, namun untuk daya tampung padang pegembalaan belum sesuai. Pemeliharaanpola ekstensif beresiko ternak terinfeksi cacing (endoparasit) sekitar (62,26%). Pemasaran dilakukan melalui pedagang pengumpul (75,47%). Pendapatan peternak berkisar Rp. 9.704.643 –Rp. 14.069.978 per tahun. Harga bibit, harga jual ternak, harga pakan, skala usaha, umur petani, pengalaman dan pendidikan, secara bersama berpengaruh terhadap pendapatan peternak dengan nilai Adjusted R Square sebesar 0.997.