Abstract:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merakit jagung ketan lokal Manokwari pada generasi BC3 (hasil persilangan antara jagung lokal Manokwari generasi BC2 dan jagung pulut). Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 7 perlakuan genotipa jagung yang diulang sebanyak 3 kali. Enam genotipa jagung lokal BC2 (tetua betina) ditanam dalam barisan tunggal yang diapit dua barisan jagung pulut (tetua jantan). Metode hibridisasi yang digunakan adalah metode penyerbukan silang dan
adanya gen waxy (wx) yang mengekspresikan amilopektin dalam endosperm jagung generasi hasil silangan dideteksi menggunakan metode pewarnaan dengan Iodine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua karakter tongkol dan biji jagung lokal Manokwari generasi BC3 masih heterogen, baik dalam populasi maupun antar populasi. Hanya genotipa jagung lokal Anggi Putih yang telah memiliki karakter warna biji homogen putih dalam populasinya. Berdasarkan hasil identifikasi kandungan amilopektin, persentase endosperm per tongkol yang berwarna orange serta campuran orange dan biru dari enam genotipa jagung lokal Manokwari generasi BC3 sudah lebih dari 75%. Pada populasi Anggi Merah, sebanyak 85% endosperm biji per tongkol sudah berwarna orange. Hal ini berarti bahwa kandungan amilopektin dari 6 genotipa jagung lokal Manokwari generasi BC3 sudah cukup tinggi.