Abstract:
Banjir bandang Wasior Papua Barat meninggalkan duka yang mendalam selain korban jiwa dan harta, yang sulit diprediksi adalah dampak psikologis pascabencana terutama kepada anak-anak. Benseller (2005) menyatakan bahwa anak-anak yang mengalami trauma psikis bila tidak ditangani dengan baik dapat mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stress yaitu gangguan psikologis yang disebabkan oleh pengalaman ikut menyaksikan atau mengalami langsung peristiwa yang mengerikan. Penelitian studi psikososial ini bertujuan untuk melihat respon traumatik anak-anak korban bencana banjir bandang Wasior pada: 1) respon terhadap pengalaman “rasa takut”; 2) respon terhadap kondisi lingkungan sosial di posko penampungan sementara; 3) respon terhadap proses pembelajaran yang diberikan oleh fasilitator/guru relawan; dan 4) respon terhadap “rasa ingat” sebelum bencana banjir terjadi (kondisi normal). Penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara sambil bermain, ketika 15 hari anak-anak korban banjir bandang Wasior dalam pendampingan psikososial oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Responden terpilih 20 orang siswa SD kelas 4 sampai dengan 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak korban banjir Wasior mulai berkurang rasa takut (trauma) terhadap peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Mereka sudah berani bermain di luar tenda dan bisa tidur nyenyak. Hal ini didukung oleh kondisi lingkungan di posko penampungan, metode belajar yang kreatif dan menyenangkan dari relawan. Maka, kondisi normal tersebut mereka sudah “siap” untuk dikembalikan ke tempat penampungan sementara di Wasior.