Abstract:
Sebuah penelitian faktorial 2x4 dilakukan untuk mengetahui efek penambahan polisakarida bukan pati (NSP) tidak larut terhadap performan, total digesta dan berat organ pencerrnaan ayam broiler. Ayam broiler jantan umur sehari sebanyak 192 ekor dialokasikan pada 24 kandang dengan 3 kandang per perlakuan dan 8 ekor per ulangan. Ransum perlakuan adalah ransum komersiil + NSP tidak larut (sekam padi atau pollard) pada level 0%, 2%, 4% dan 6%. Ransum diberikan selama periode starter (doc-21 hari) dan finisher (21-35hari). Variabel yang diamati meliputi PBB, KR, EFR, total digesta dan berat organ pencernaan (gizzard, jejunum-ileum, usus buntu) dan berat pankreas (g/100g BB), kadar air fese, dan berat kering digesta usus halus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara sumber dan level NSP tidak memberikan pengaruh signifikan pada semua variabel yang diamati. Level 6% NSP menyebabkan total digesta gizzard paling tinggi (p<0,05), namun hanya cenderung meningkatkan berat pankreas (p=0,080). Broiler yang diberi penambahan NSP cenderung menurunkan konsumsi (p=0,059), tetapi meningkatkan EFR (p=0,065) dibanding yang tanpa penambahan NSP (0%). Sumber NSP cenderung meningkatkan berat relative gizzard (p=0,089), total digesta gizzard (p=0,058) dan digesta jejunum-ileum (p=0,086) dengan sekam padi mempunyai efek lebih besar daripada pollard. Penambahan 4% sekam padi nyata menurunkan total E.Coli di usus halus. Penambahan pollard menurunkan total Salmonella and total mikroorganisma di usus halus lebih besar daripada penambahan sekam padi. Penambahan NSP tidak larut pada level 4% menghasilkan total mikroba terendah di usus buntu. Penelitian ini mengindikasikan bahwa NSP tidak larut dapat ditambahkan dalam ransum samapi dengan level 4%. NSP tidak larut dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan usus yang direfleksikan dengan meningkatnya EFR. Struktur fisik dari NSP tidak larut berpengaruh pada konsumsi ransum, berat relative total digesta dan organ pencernaan.