dc.description.abstract |
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masih menjadi masalah di dunia dan Indonesia. Di dunia pada tahun 2017, ISPA berada di urutan kedua penyebab kematian pada anak usia balita. Data Riskesdas 2013 menggambarkan Papua Barat berada di urutan kedelapan dengan prevalensi ISPA sebanyak 25,9% dengan prevalensi balita sebanyak 41,9%. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perilaku merokok dalam keluarga dengan kejadian ISPA pada balita di Kota Sorong. Penelitian ini menggunakan desain case control pada 152 balita di wilayah kerja Puskesmas Remu yang terdiri dari 76 balita (kelompok kasus) dan 76 balita (kelompok kontrol) dan dipilih dengan metode concecutive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner hubungan perilaku merokok dalam keluarga dan kejadian ISPA yang digunakan dalam penelitian Lilis dkk (2015) dengan nilai Cronbach Alpha 79,1%.
Dari 152 anak, didapatkan perilaku merokok keluarga sebanyak 66,45% dengan proporsi terbanyak pada kelompok ISPA sebesar 64,36% dan nilai p <0,001 (<0,05). Perilaku merokok yang tidak memperhatikan anak di sekitar perokok sebanyak 63,37% dengan proporsi terbanyak pada kelompok ISPA sebesar 87,5% dan nilai p <0,001 (<0,005). Jumlah perokok dalam rumah ≥2 orang sebanyak 46,88% dengan proporsi terbanyak pada kelompok ISPA sebesar 93,3%. Tipe perokok berat sebanyak 56,25% dengan proporsi terbanyak pada kelompok ISPA sebesar 94,4%. Lokasi merokok di dalam rumah sebanyak 84,37% dengan proporsi terbanyak pada kelompok ISPA sebesar 92,59% dan nilai p 0,004 (<0,05). Disimpulkan bahwa Perilaku merokok dalam keluarga dapat meningkatkan kejadian ISPA pada balita. |
en_US |