DSpace Repository

Hubungan Gejala Klinis Dengan Diagnosis Malaria Pada Pasien Demam Di Rumah Sakit Umum Daerah Sele Be Solu Kota Sorong

Show simple item record

dc.contributor.author Baso, Sandy Zefanya
dc.contributor.author Wibowo, Heri
dc.contributor.author Abednego, Corrie
dc.date.accessioned 2020-06-18T01:16:33Z
dc.date.available 2020-06-18T01:16:33Z
dc.date.issued 2019-09-20
dc.identifier.uri http://repository.unipa.ac.id:8080/xmlui/handle/123456789/515
dc.description.abstract Malaria merupakan penyakit infeksi tropis yang diakibatkan oleh protozoa genus plasmodium spp yang menginfeksi eritrosit akibat ditularkan oleh nyamuk betina anopheles. Manifestasi klinis yang bervariasi pada setiap penderita, dengan gejala umum berupa demam, sakit kepala, menggigil, dan muntah-muntah. Pada daerah endemis malaria, adanya infeksi berulang dan respon imunitas spesifik mengakibatkan manifestasi klinis bervaraiasi dari yang asimtomastik hingga komplikasi yang dapat menyebabkan kematian. Perlu dilakukan penelitian untuk mengenali gejala klinis yang paling berhubungan kuat dengan kejadian malaria untuk membantu petugas kesehatan dalam menegakkan diagnosis malaria secara cepat dan tepat. Penelitian dengan desain potong lintang dilakukan terhadap 138 subyek yang diambil secara konsekutif dari data rekam medik pasien dengan manifestasi klinis utama berupa demam dan gejala lain, dari hasil pemeriksaan darah malariabulan januari sampai agustus 2019 di RSUD Sele Be Solu. Analisa Risiko (OR) Data kategorik binomial status klinik terhadap status positif parasit malaria dilakukan uji Regresi Logistik. Uji diagnostik digunakan untuk menilai sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif dari status hasil pemeriksaan klinis terhadap status hasil pemeriksaan parasit malaria. Hasil pemeriksaan dari darah tepi diperoleh 63 (45,7%) subyek dinyatakan positif malaria. Dari analisa regresi logistik masing-masing gejala klinis prodromalyang diperoleh melalui rekam medis,4 gejala klinis terbukti signifikan berhubungan dengan malaria yaitu demam diikuti oleh: berkeringat OR=4,6(CI95%=1,7-12,5), nyeri kepala OR= 4,2(CI95%=2,1-8,9), pusing OR=12,3(CI95%=1,5-100,3) dan nyeri otot (myalgia) OR= 3,6(CI95%=1,7-7,8). Hasil analisa uji diagnostik trias malaria terhadap adanya parasit malaria positif pada sediaan darah, diperoleh nilai Sensitifitas 75%, Spesifisitas 71%, nilai duga positif 68%, dan nilai duga negatif 77%. Besarnya risiko kejadian malari positif dari subyek dengan trias malaria diperoleh nilai OR= 7, (CI95%= 3–15). Jika gejala klinis myalgia ditambahkan pada gejala klasiktrias malaria, maka status positif kombinasi gejala klasik trias malaria dengan myalgia sebesar 53 (38.4%). Hasil analisa uji diagnostik diperoleh nilai: Sensitifitas 84%, Spesifisitas 59%, nilai duga positif 63%, nilai duga negatif 81%. Besarnya risiko kejadian malaria positif dari subyek dengan trias malaria yang dikombinasi dengan myalgia, OR=7(CI95%= 3-17). Dari hasil penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa, gejala klasik trias malaria masih memberikan proporsi yang besar dan penting sebagai penanda klinis yang berhubungan adanya status positif parasit malaria dalam darah subyek terduga malaria. Gejala klinis myalgia yang menyertai gejala klasik trias malaria perlu diperhatikan karena terbukti meningkatkan kemungkinan adanya status parasit malaria positif dalam darah. en_US
dc.language.iso other en_US
dc.publisher Fakultas Kedokteran Unipa en_US
dc.subject Malaria en_US
dc.subject Gejala Klinis en_US
dc.subject Myalgia en_US
dc.subject Status Positif en_US
dc.subject Uji Diagnostik en_US
dc.subject Sediaan Darah en_US
dc.title Hubungan Gejala Klinis Dengan Diagnosis Malaria Pada Pasien Demam Di Rumah Sakit Umum Daerah Sele Be Solu Kota Sorong en_US
dc.type Thesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account