Abstract:
Cuci tangan yang benar merupakan perilaku sehat yang paling sederhana untuk dapat menurunkan penyebaran mikroorganisme patogen. Waktu yang sangat tepat untuk mengajarkan kebiasaan ini adalah pada saat seorang anak duduk masih di usia Sekolah Dasar agar dapat menjadi kebiasaan seumur hidup. Papua Barat tergolong ke dalam provinsi yang mengalami peningkatan kejadian diare dan infeksi saluran pernapasan, dengan perilaku cuci tangan yang masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengetahuan dan perilaku cuci tangan antara anak SD perkotaan dan pedesaan di wilayah Sorong. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 64 siswa SD Inpres 26 Klamono (desa) dan 79 siswa SD Inpres 17 Kota Sorong (Kota) yang dipilih menggunakan metode Consecutive Sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan dan perilaku yang telah digunakan dalam penelitian Mayasari FF (2012) dengan nilai Cronbach’s Alpha 83,8%. Median nilai pengetahuan anak SD perkotaan adalah 10,00 (6-13) dan SD pedesaan adalah 9,00 (2-13) dengan perbedaan bermakna (p=0,003). Sedangkan untuk median nilai perilaku anak SD perkotaan adalah 12,00 (6-14) dan SD pedesaan adalah 10,00 (4-14) dengan perbedaan bermakna (p=0,001). Untuk perbandingan tingkat pengetahuan, siswa SD perkotaan sebanyak 78 (98,7%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan hanya 1 (1,3%) siswa yang memiliki tingkat pengetahuan buruk. Sementara di SD pedesaan, 52 (81,3%) siswa memiliki tingkat pengetahuan baik dan 12 (18,8%) siswa memiliki tingkat pengetahuan buruk dengan perbedaan yang bermakna (p=0,001). Untuk tingkat perilaku siswa SD perkotaan, 75 (94,9%) siswa memiliki tingkat perilaku baik dan 4(5,1%) siswa memiliki tingkat perilaku buruk. Sementara di SD pedesaan 47(73,4%) siswa
memiliki tingkat pengetahuan baik dan 17 (26,6%) siswa memiliki tingkat pengetahuan buruk dengan perbedaan yang bermakna (p=0,001). Terdapat perbedaan bermakna tingkat pengetahuan dan perilaku siswa SD perkotaan dengan SD pedesaan, dimana tingkat pengetahuan dan perilaku SD perkotaan lebih baik dibandingkan anak SD pedesaan.