Abstract:
Tali kuning (Tinospora dissitiflora Diels) adalah tumbuhan obat hutan jenis liana endemik New Guinea, dimanfaatkan oleh masyarakat Papua untuk pencegahan dan pengobatan gejala malaria. Selama ini masyarakat mengambil tumbuhan tersebut langsung dari hutan tanpa menanam, sehingga dikhawatirkan langka dimasa mendatang. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui respon pertumbuhan stek batang Tali kuning pada empat media tanam, yaitu tanah, tanah dan pasir (1:1), tanah dan pasir (1:2), dan tanah dan serasah hutan (1:1). Variabel penelitian terdiri dari persentase stek hidup, stek berkalus, stek bertunas, dan stek berakar. Waktu tumbuh kalus, tunas, dan daun dinyatakan dalam hari. Jumlah sulur, daun dan akar dalam helai. Tinggi sulur dan panjang akar dalam cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stek Tali kuning tumbuh pada empat media tanam. Persentase tertinggi stek hidup, berkalus, bertunas, dan berakar dihasilkan media tanah. Kalus rata-rata muncul hari ke-16, tunas hari ke-21, dan daun pada hari ke-26. Empat media tanam rata-rata menghasilkan satu tunas sebagai cikal bakal sulur, dengan jumlah akar 15 helai, tinggi sulur rata-rata 27.44 cm, panjang akar 5.84 cm, dan jumlah daun 8 lembar. Uji Tuckey test menyimpulkan bahwa empat media tanam tidak pengaruh nyata pada taraf α=5% terhadap variabel pertumbuhan, kecuali panjang akar, tetapi media tanah direkomendasikan karena mudah diperoleh dan stek hidup tertinggi.