DSpace Repository

Rancang Bangun Pertanian Terpadu di Kabupaten Teluk Bintuni

Show simple item record

dc.contributor.author Musaad, Ishak
dc.contributor.author Widodo, Edi
dc.contributor.author Raharjo, Syarifuddin
dc.contributor.author Santoso, Budi
dc.contributor.author Wibowo, Kunto
dc.contributor.author Kubangun, Siti
dc.date.accessioned 2021-05-05T01:00:58Z
dc.date.available 2021-05-05T01:00:58Z
dc.date.issued 2020-08-03
dc.identifier.uri http://repository.unipa.ac.id:8080/xmlui/handle/123456789/700
dc.description.abstract Sektor pertanian di masa mendatang diarahkan untuk menjadi sektor ekonomi modern yang unggul, efisien, berdaya saing dan tangguh. Tujuan tersebut dapat dicapai jika pemanfaatan sumberdaya pertanian dapat dilakukan secara optimal, efisien, serta mampu mengadopsi paket teknologi maju, dan spesifik lokasi. Komoditas yang dikembangkan harus unggul, memilki daya saing dan berorientasi agribisnis. Teknologi maju yang dimanfaatkan harus secara teknis dapat diterapkan, secara ekonomis menguntungkan, secara sosial budaya dapat diterima dan ramah lingkungan. Salah satu usaha yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk pertanian yang optimal adalah dengan cara memanfaatkan sumberdaya lahan sesuai peruntukannya. Penggunaan lahan pertanian yang tidak sesuai dengan potensi dan peruntukannya akan mengakibatkan penurunan produktivitas, degradasi kualitas lahan dan tidak berkelanjutan. Guna menghindari hal tersebut, maka diperlukan adanya survei kesesuaian lahan untuk mendukung perencanaan pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Untuk dapat mendukung suatu pemanfaatan sumberdaya lahan diperlukan pengetahuan tentang sifat lahan. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah pendekatan parametrik (parametric approach). Pendekatan parametrik merupakan sistem klasifikasi dan pembagian lahan atas dasar pengaruh atau nilai ciri lahan tertentu dan kemudian mengkombinasikan pengaruh-pengaruh tersebut untuk memperoleh kesesuaiannya. Data yang dihasilkan dari kegiatan survei dan pemetaan sumber daya lahan secara umum masih sulit dipakai oleh pengguna (users) untuk suatu perencanaan jika tidak dilakukan interpretasi bagi keperluan tertentu. Kegiatan survei evaluasi lahan dan rancang bangun pertanian terpadu merupakan suatu kesatuan tahapan kegiatan yang sangat penting untuk menyusun program-program bidang pertanian yang berorientasi agribisnis. Hasil evaluasi lahan dapat dijadikan acuan untuk percepatan laju pembangunan wilayah, khususnya pada setor pertanian, melalui zona pengembangan komoditas unggulan di wilayah-wilayah potensial dan dapat juga dilakukan secara terpadu (Integrited farming system). Kegiatan survei kesesuaian lahan ini secara khusus bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi sifat dan karakteristik sumberdaya lahan untuk tanaman perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan yang tersebar di 5 Distrik prioritas di Kabupaten Teluk Bintuni. (2) Mengevaluasi kesesuaian sumberdaya lahan untuk tanaman pertanian yang menjadi prioritas pengembangan (pala, buah merah, nylam, padi, kedelai, jagung, dan tanaman pertanian lainnya), ternak sapi, unggas, dan komoditas perikanan sesuai klaster yang telah ditetapkan maupun untuk wilayah pengembangan baru. (3) Menenentukan rekomendasi peruntukan lahan untuk komoditas unggulan tanaman pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan berdasarkan kelas kesesuaian lahan aktual dan potensial. (4) Membuat peta kesesuaian lahan dan peruntukannya untuk komoditas unggulan tanaman perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan. (5) Membuat model (rancang bangun) pertanian terpadu yang tepat di salah satu distrik prioritas. Kabupaten Teluk Bintuni dibentuk berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2002 dan merupakan salah satu hasil pemekaran dari Kabupaten Manokwari dengan luas wilayah 19.301,621 km2 atau 1.930.162,1 hektar. Wilayah Kabupaten Teluk Bintuni terdiri dari 24 distrik, 2 kelurahan dan 115 kampung. Komoditas yang sangat sesuai dikembangkan di kabupaten Teluk Bintuni adalah: talas, ubikayu, ubijalar, sukun, pisang, jeruk, pala, nilam, dan Jagung. Keseuaian lahan S1 (sangat sesai) untuk komoditas talas, ubikayu, sukun, pisang, jeruk, dan buah merah untuk Distrik Manimeri, Tuhiba, dan Tumbuni. Komoditas ubijalar, pala dn nilam dapat dikembangkan dengan kelas kesesuaian lahan cukup sesuai (S2) di semua Distrik yang disurvei pada lokasi yang berdrainase baik. Komoditas Jagung dapat dikembangkan dengan kelas kesesuaian lahan Sesuai Marginal S3. Kelas kesesuaian lahan dapat ditingkatkan dengan input pemupukan berimbang. Potensi bidang pertanian, peternakan, dan perikanan dapat diintegrasikan dalam sistem pertanian secara terpadu di Distrik Manimeri. Diharapkan penerapan hasil kajian ini akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni. Penerapan hasil kajian perlu dilakukan secara bertahap melalui ujicoba di Lapangan dan kegiatan pelatihan yang berhubungan dengan sistem pertanian terpadu. Peningkatan ekonomi masyarakat, terutama untuk Indigenous People dapat lebih efektif melalui sistem pertanian terpadu jika agribisnis sebagai suatu sistem dari hulu sampai hilir dapat dilakukan secara profesional. Industri pengolahan hasil pertanian berbahan baku ubi kayu, buah merah, buah mangrove, pala, nilam dan jagung mutlak diperlukan. Sarana produksi berupa pupuk sangat diperlukan untuk memperbaiki kesuburan tanah sehingga perlu didukung oleh industri kompos dan pupuk di Distrik Manimeri. Rancang bangun pertanian terpadu dapat diterapkan di Distrik Manimeri. Pemanfaatkan lahan secara efisien dengan memadukan teknik budidaya jagung yang lebih maju, pengembangan ternak sapi, dan ayam yang lebih efisien untuk menghasilkan daging segar serta limbahnya dapat digunakan sebagi bahan baku pupuk. Rancang bangun pertanian terpadu lahan basah, khususnya pemanfaatan potensi mangrove yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni dapat dilakukan dengan menerapkan sistem wanamina sehingga mampu menghasilkan multiple cash flow, seperti bisnis ekowisata, pakan ternak, pangan (sirup dan tepung asal buah mangrove), obat-obatan dan biodiesel. Produk-produk primer yang dijual petani, umumnya merupakan tanaman ubi-ubian, pisang, buah-buahan dan sayuran-sayuran lokal. Beberapa komoditas pangan untuk pasar lokal masih memiliki potensi permintaan yang cukup besar. Hal ini terlihat dari masih banyak beberapa komoditas hasil-hasil pertanian yang mempunyai nilai ekonomi tinggi baik sayuran, buah-buahan dan lainnya seperti cabe, tomat, bawang, melon, semangka dan lain-lain didatangkan dari luar wilayah kabupaten Teluk Bintuni. Hal ini menunjukkan masih besarnya peluang pasar dalam pengembangan komoditas-komoditas tersebut di wilayah Bintuni. Adanya potensi berupa ketersediaan lahan dan sumber daya manusia yang telah lama berkecimpung dalam kegiatan pertanian akan sangat mendukung pengembangan berbagai komoditas pertanian yang memiliki permintaan pasar dan nilai ekonomi tinggi, sehingga dapat memberikan dampak pada peningkatan pendapatan masyarakat petani dan perekonomian daerah. Hal lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan permintaan dan pendapatan petani terutama untuk produksi pertanian lokal yang sudah dikembangkan, maka pengolahan produk dari produk primer ubi-ubian, pisang dan lainnya menjadi berbagai produk turunan atau diversifikasi produk dapat dijadikan alternatif dalam pengembangan pasar. en_US
dc.publisher Ditjen Kekayaan Intelektual en_US
dc.subject rancang bangun, pertanian, Teluk Bintuni en_US
dc.title Rancang Bangun Pertanian Terpadu di Kabupaten Teluk Bintuni en_US
dc.type Other en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

  • Fakultas Pertanian
    Berisi Laporan Penelitian dan Artikel Ilmiah Dosen Fakultas Pertanian

Show simple item record

Search DSpace


Advanced Search

Browse

My Account