dc.description.abstract |
Produktivitas dan kualitas jagung lokal Manokwari masih rendah sehingga kalah bersaing dengan varietas hibrida. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas jagung lokal adalah dengan introgresi gen-gen yang mengekspresikan sifat unggul. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kandungan amilopektin dari jagung lokal Manokwari generasi BC2 dan menguji potensi hasil dari genotipe-genotipe jagung ketan lokal Manokwari generasi BC3 di lokasi yang terbatas. Penelitian I dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 7 perlakuan genotipa jagung yang diulang sebanyak 4 kali. Enam genotipa jagung lokal BC2 (tetua betina) ditanam dalam barisan tunggal yang diapit dua barisan jagung pulut (tetua jantan). Metode hibridisasi yang digunakan adalah metode penyerbukan silang dan adanya gen waxy (wx) yang mengekspresikan amilopektin dalam endosperm jagung generasi hasil silangan dideteksi menggunakan metode pewarnaan dengan Iodine. Penelitian II dirancang menggunakan RAK dengan 3 perlakuan genotipe jagung ketan lokal generasi BC3 (Anggi Merah BC3, Anggi Putih BC3, dan Kebar Merah BC3) yang telah mengandung amilopektin tinggi, 3 genotipe jagung lokal Manokwari (Anggi Lokal, Kebar Lokal, dan Prafi Lokal), dan Pulut. Hasil penelitian I menunjukkan bahwa introgresi gen waxy (wx) dari jagung pulut pada 6 genotipe jagung lokal Manokwari generasi BC3 telah meningkatkan kandungan amilopektin dari genotipa yang diuji dan terseleksi 3 galur harapan dengan persentase endosperm per tongkol yang berwarna orange paling tinggi, yaitu Anggi Merah BC3 (87.5 %), Anggi Putih BC3 (75.68 %) dan Kebar Merah BC3 (72.22 %). Pada penelitian II tiga galur harapan jagung ketan lokal Manokwari memiliki persentase endosperm per tongkol yang berwarna orange (kandungan amilopektin tinggi) dalam populasinya, masing-masing adalah Anggi Merah BC3F1 (100 %), Anggi Putih BC3F1 (95.20 %) dan kebar Merah BC3F1 (74.29 %). Tiga galur harapan jagung ketan Manokwari memiliki potensi hasil,masing-masing adalah Anggi Merah BC3F1 (1.4 ton/hektar), Anggi Putih BC3F1 (1.46 ton/hektar), dan Kebar Merah BC3F1 (1.74 ton/hektar), tidak berbeda nyata dengan produksi dari jagung lokal dan pulut. Berdasarkan nilai heritabilitasnya yang tinggi, maka karakter-karakter yang pengaruh genetiknya tinggi adalah bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol tanpa kelobot dan diameter tongkol tanpa kelobot |
en_US |